Love Cookies

Bahan:
225 gr mentega
50 gr gula halus
50 gr gula palem
25 gr maizena
25 gr susu bubuk
2 kuning telur
350 gr terigu protein rendah
25 gr cokelat bubuk
50 gr selai kacang
cokelat compound leleh warna merah, pink, dan putih
hiasan gula bentuk hati

Cara membuat:
1. Tempatkan mentega, gula halus, dan gula palem, pada baskom, kocok dengan mixer berkecepatan sedang hingga rata.
2. Masukkan telur, kocok lagi hingga rata, matikan mixer. Masukkan selai kacang, aduk rata.
3. Masukkan cokelat bubuk, susu bubuk, tepung maizena dan terigu, aduk rata hingga adonan tidak lengket.
4. Siapkan cetakan hati 2 buah ukuran, kecil (b) dan besar (a).
5. Gilas adonan, cetak menggunakan cookie cutter bentuk hati besar (a), buat sebanyak dua buah.
6. Salah satu hati lubangi tengahnya dengan cetakan hati yang lebih kecil (b). Tempelkan kedua cookies dengan menggunakan putih telur. Oven pada suhu 150 derajat Celcius selama 20 menit. Angkat, dinginkan.

Resep: Cake Miracle, Taman Royal 2, Jl. Brawijaya 33, Cipondoh, Tangerang, Telp. (021) – 5543191/32036471
Penyusun: Nuraini W.
Penata Saji: Popy Fitria

Aside

Bahan:
200 gr daging bebek giling
100 gr udang giling
2 siung bawang putih, haluskan
½ sdt garam
¼ sdt merica bubuk
1 sdm kecap asin
1 putih telur
Minyak untuk menggoreng

Bahan pelapis:
100 gr tepung roti
1 btr telur

Bahan saus:
½ bawang bombai, iris tipis
1 siung bawang putih, memarkan
3 sdm saus BBQ
2 sdm saus tomat
½ sdt garam
¼ sdt merica bubuk
1 sdm mentega

Cara membuat:
1. Aduk rata, daging bebek, udang, bawang putih, garam, merica, kecap asin dan putih telur, bagi tiga bagian, pipihkan. Gulingkan pada tepung roti hingga rata, celup ke telur, gulingkan lagi di tepung roti, goreng hingga kecoklatan.
2. Buat saus: Tumis bawang bombai dan bawang putih sampai harum, tambahkan saus BBQ, saus tomat, garam dan merica, aduk hingga kental, siram ke atas steak, sajikan.

Untuk 4 porsi

Nilai gizi per porsi:
Energi: 198 Kal
Protein: 12,3 gr
Lemak: 4,9 gr
Karbohidrat: 1,2 gr

Resep: Hindah Muaris, pemerhati kulinologi

Steak Bebek Giling

Apple Pie

Bahan isi:
50 gr mentega
300 gr apel malang
25 gr kismis
150 gr gula pasir
½ sdt kayu manis bubuk
1 btr kuning telur, untuk olesan

Bahan kulit:
300 gr tepung terigu
90 gr gula halus
100 gr mentega
1 btr telur

Cara membuat:
1. Isi: Lelehkan mentega, masukkan potongan buah apel, kismis, gula, dan kayu manis. Masak sampai kering.
2. Kulit: Campur tepung terigu, gula halus, dan mentega, aduk sampai berbutir-butir, tambahkan telur, aduk sampai adonan kalis. Diamkan selama 15 menit.
3. Giling adonan kulit, cetak dalam cetakan pai, beri isi, hias atasnya bentuk anyaman, olesi kuning telur.
4. Panggang dalam oven dengan suhu 160 derajat Celsius selama 35 menit, atau sampai kue matang dan berwarna kuning kecoklatan. Angkat dan sajikan.

Untuk 6 Buah

Resep: De Kasteel by Chef Hendra Utomo, De Kasteel Surabaya, Jl. Villa Taman Telaga TJ 1 No. 1, Citraland, Surabaya Barat
Penyusun: Nuraini W
Penata Saji: Sindhunata Setiadharma

Agar Sukses Membuat Es Puter

Rasa es krim memang sangat nikmat dan menyegarkan. Dengan teksturnya yang lembut dan terasa dingin di tenggorokan membuat es krim disukai banyak orang.

Sekarang ini sudah banyak tersedia bahan es krim instan yang bisa mempermudah Anda dalam membuatnya. Namun salah satu jenis es krim yang paling populer di Indonesia adalah es krim jenis es puter atau yang lebih dikenal dengan es dung dung.

“Bahan utama pembuatan es puter atau es dung dung ini tidak seperti es krim lainnya yang berbahan dasar susu, namun es puter ini berbahan dasar santan kelapa,” ungkap Chef Sandra Djohan dalam acara Wall’s Dung Dung di restoran Demang, Jakarta Pusat, beberapa waktu lalu.

Selain santan, bahan lainnya yang digunakan adalah gula pasir, tepung hun kwee, tepung sagu, tepung kanji, garam halus, air matang, es batu dan garam kasar. “Untuk mengeraskan dan mendinginkan adonan es, digunakan es batu. Dan dengan teknologi tradisional menggunakan bantuan garam agar es tidak mudah mencair,” tukasnya.

Untuk membuat es puter ini, ada beberapa tip dari chef Sandra agar es puter yang dihasilkan memiliki tekstur yang lembut, dan rasa yang enak.

1. Santan. Sebagai bahan utama, santan memegang peranan penting dalam pembuatan es ini. Sebaiknya, saat membuat es krim ini gunakan santan yang diperas dengan menggunakan air matang. Memeras santan dengan menggunakan air matang ini bertujuan agar santan yang dihasilkan ini lebih kental dan bisa langsung digunakan tanpa direbus terlebih dulu.

2. Perbandingan santan dan gula pasir. Salah satu yang harus diperhatikan dalam membuat es puter ini adalah dengan memiliki perbandingan jumlah yang tepat agar menghasilkan rasa manis yang pas. Es krim tidak akan memiliki rasa yang enak jika terlalu manis ataupun tidak manis. Gunakan perbandingan 2 : 1 antara santan dan gula pasir dari jumlah total yang digunakan.

3. Perbandingan tepung. Selain santan, dan gulam tepung juga jadi bagian penting dalam pembuatan es puter ini. Ketiga tepung yang digunakan dalam  resep pembuatan es puter ini agar menghasilkan tekstur yang lembut, sedikit kenyal dan memiliki butiran yang halus. Gunakan perbandingan 3 : 1 : 2 antara tepung hun kwee, tepung sagu, dan tepung kanji.

Tips Menyimpan Daging Sapi

Daging sapi memang merupakan salah satu jenis makanan yang disukai oleh banyak orang dan mengandung banyak gizi dan vitamin. Daging sapi pun juga termasuk jenis makanan yang bisa dikombinasikan untuk berbagai macam olahan yang enak dan lezat serta tahan lama. Agar mendapatkan hasil olahan maksimal, perhatikan cara menyimpan daging sapi.

“Yang sering menjadi masalah bagi banyak orang adalah penyimpanan daging sapi yang tepat, agar tak kehilangan jus-nya dan tetap enak dimakan,” ungkap Wanda Gunawan, Executive Sous Chef InterContinental Jakarta MidPlaza kepada Kompas Female, dalam acara Wagyu Beef Sunday Brunch di Java Restaurant, Hotel InterContinental MidPlaza, Minggu (15/1/2012) lalu.

Menurut Chef Wanda Gunawan, suhu punya pengaruh penting dalam penyimpanan daging sapi, yang berdampak pada kesegaran juga keawetan daging.  “Suhu yang paling optimal untuk menyimpan daging adalah suhu minus satu sampai satu derajat celcius,” bebernya.

Hindari menyimpan daging sapi dalam suhu lima derajat celsius atau lebih. Karena suhu ini akan bisa merusak daging dan memungkinkan daging bisa terkontaminasi dengan berbagai bakteri yang ada di dalam lemari pendingin juga udara luar. Lima derajat merupakan suhu optimal bakteri untuk berkembang biak dan “meracuni” daging.

Tempat terbaik untuk menyimpan daging adalah chiller dan bukan di freezer. “Sebelumnya daging ini harus dibungkus dengan plastik wrap agar tidak terkontaminasi,” tambahnya. 

Freezer memang harus dihindari untuk media penyimpanan daging sapi. Ketika disimpan dalam keadaan beku, daging tak lagi segar dan menjadi lebih kering. Jika daging terlalu beku, jus pada daging akan keluar menyatu dengan mencairnya es yang ada pada daging beku tersebut. Inilah yang membuat daging tidak segar, tidak juicy, dan kualitasnya menurun. “Dan yang terburuknya, daging berbau asam,” pungkasnya.

Merebus Pasta agar Tetap “Al Dente”

Pasta memang paling enak disantap dalam tingkat al dente, atau tidak terlalu matang, sehingga masih memiliki tekstur yang kenyal dan tidak lembek. Namun, sulit untuk mengetahui apakah pasta tersebut sudah al dente atau belum.

“Agar tekstur pasta ini tetap ada dan rasanya juga tidak terlalu lembek, sebaiknya perhatikan tingkat kematangan pasta dengan cara memperhatikan waktu dan ciri khas dari pasta tersebut,” ungkap Chef Eko dari Scusa restaurant, Intercontinental Midplaza Hotel, Jakarta Selatan, Minggu (15/1/2012) lalu.

Tingkat kematangan dan lamanya pemasakan pasta ini tergantung pada proses pembuatan pasta itu sendiri, yaitu pasta instan dalam bentuk kering, dan juga pasta homemadeyang berbentuk basah seperti mie basah. “Pasta kering dan basah ini berpengaruh pada lamanya memasak,” tambahnya.

Ketika memasak pasta dalam bentuk kering, sebaiknya pasta direbus dalam panci tinggi dan air yang banyak sehingga pasta akan tenggelam ketika direbus selama 5-6 menit. Namun, ketika merebus pasta dalam bentuk pasta basah, sebaiknya tidak merebus pasta dalam waktu yang lama agar tak terlalu lodoh. “Cukup rebus dalam waktu 3 menit saja,” tukasnya.

Untuk mengetahui tingkat kematangan yang al dente sebaiknya lihat bagian tengah pasta yang dimasak. “Jika bagian tengahnya sudah putih, maka pasta ini sudah al dente dan harus langsung diangkat,” pungkasnya.

Bagian Daging Pengaruhi Citarasa Masakan

Ketika membeli daging sapi, jenis masakan apa yang terpikir oleh Anda? Semur, rendang, atau mungkin steak? Sebelum memasak sebaiknya Anda menentukan dulu jenis daging yang tepat untuk dimasak. “Beda bagian dan kualitas daging, maka beda pula cara masaknya,” ungkap Wanda Gunawan, Executive Sous Chef InterContinental Jakarta MidPlaza kepada Kompas Female, dalam acara Wagyu Beef Sunday Brunch di Java Restaurant, Hotel InterContinental MidPlaza, Minggu (15/1/2012) lalu.

Menurut Chef Wanda, salah satu kesalahan yang sering dilakukan ketika memasak daging sapi adalah kurang diperhatikannya kualitas dan bagian daging sapi yang akan dimasak. Misalnya, ketika Anda memiliki jenis daging yang berkualitas tinggi, segar, dan bagian top side atau prime cutseperti sirloin, tenderloin, atau rib eye, seharusnya daging ini dimasak dalam jangka waktu yang singkat. Sementara jika Anda memiliki jenis daging yang berkualitas tidak terlalu bagus, dan bagian secondary cut (punggung, kaki, dan lainnya) maka jenis daging ini sebaiknya diolah dalam jangka waktu yang lama.

Jenis daging memang sangat berpengaruh pada jenis masakan dan lamanya pemasakan daging, karena daging sapi setiap bagiannya memiliki karakteristik yang berbeda. Bagian daging ini sangat berpengaruh pada tekstur dan kelembutan daging sehingga secara tidak langsung jika cara pemasakannya salah akan mengakibatkan rasa masakan yang kurang pas dan daging menjadi alot.

“Jenis daging prime cut ini cocok untuk dimasak dengan cara ditumis, dibakar, atau pan fried,” tambahnya.

Daging bagian top side atau prime cut ini biasanya memiliki kualitas yang baik dan lebih empuk dibanding bagian lainnya. Pengolahan masakan yang tepat dalam waktu yang singkat akan membuat daging ini terasa lebih nikmat. Daging dengan jenis ini bila dimasak terlalu lama akan menghilang jus-nya dan membuat daging menjadi kering. Selain itu, pemasakan daging prime cut yang terlalu lama, misalnya untuk dimasak rendang atau semur, akan membuat daging ini menjadi terlalu empuk, bahkan hancur.

“Banyak orang yang memasak daging dengan kualitas yang bagus ini dalam proses yang lama, sehingga sayang sekali karena hasil olahannya jadi tidak maksimal,” tukasnya.

Daging bagian secondary cut merupakan jenis daging yang sebaliknya. Karena bukan merupakan daging utama, maka tekstur daging ini cenderung lebih alot dan keras. Kerasnya daging ini disebabkan karena adanya kumpulan otot di bagian ini karena semasa hidupnya, bagian ini sering digunakan untuk bergerak, misalnya bagian kaki. Karena tekstur dagingnya yang keras, jenis daging inilah yang cocok dimasak dengan metode pemasakan slow cooking, atau dimasak lama, seperti pada kebanyakan masakan Indonesia yaitu rendang atau semur. Metode slow cooking yang dimasak menggunakan api kecil dalam jangka waktu yang cukup lama akan membuat daging menjadi empuk dan bumbu-bumbunya semakin meresap. Namun ketika memasak daging secondary cut dengan proses pemasakan yang singkat seperti dibakar, atau ditumis, daging yang dihasilkan akan memiliki tekstur yang keras dan alot.

“Tentukan dulu masakan yang akan dibuat, baru kemudian pilih jenis daging yang tepat. Karena ini akan mempengaruhi rasa masakan. Keempukan daging bukan semata-mata pertanda masakan itu enak atau tidak, tapi juga dari rasa dagingnya sendiri,” pungkasnya.

Memilih Daging Sapi yang Segar

Anda yang tak sering-sering amat memasak mungkin agak sulit mengetahui rupa daging yang segar yang tersedia di supermarket. Namun ada beberapa cara yang bisa digunakan untuk menentukan kesegaran daging sapi. Wanda Gunawan, Executive Sous Chef Intercontinental Jakarta Midplaza, berbagi tips memilih daging sapi yang segar:

1. Warna. Salah satu ciri fisik yang mudah terlihat adalah warna daging itu sendiri. Pilih daging yang masih berwarna merah cerah. “Jangan sekali-kali memilih daging dengan warna yang sudah tidak merah lagi, karena bisa berarti daging ini sudah lama dan tidak layak dikonsumsi,” bebernya.

2. Tekstur. Tekstur daging yang masih segar terasa masih kenyal. Tekanlah sedikit bagian daging untuk mengetahui teksturnya. Jika tekstur daging kembali seperti semula setelah ditekan, atau kenyal, berarti daging masih segar.

3. Bau. Daging yang masih segar memiliki aroma yang segar, atau yang biasa disebut bau daging. “Kalau dagingnya segar pasti bukan bau asam dari dagingnya,” tambahnya.

4. Tidak ada cairan. Ketika membeli daging, Anda pasti melihat cairan berwarna merah mirip darah mengalir keluar dari daging. Cairan ini bukanlah darah, melainkan jus atau sari dari daging tersebut. Di supermarket Anda pasti sering menemui hal ini, namun sebisa mungkin jangan pilih daging dalam kemasan styrofoam berbungkus plastik wrap yang menampakkan cairan tersebut. “Kalau cairan jus tersebut banyak yang keluar, dagingnya jadi tidak ada rasanya dan tidak enak,” tambahnya.

5. Jangan beli daging beku. Jika bisa membeli daging segar dan akan langsung mengolahnya, mengapa harus membeli daging sapi beku? Membekukan daging bertujuan untuk mempertahankan keawetan daging. Mungkin saja daging ini awet, namun sebenarnya sudah tidak segar lagi. Ketika terpaksa membeli daging beku, pilih daging yang tidak ada bunga esnya, karena kemungkinan bunga es ini juga ada di dalam daging. “Daging yang sudah memiliki bunga es berarti bukan daging yang baik dan segar. Daging ini sudah melalui tiga kali proses pengawetan, yaitu pembekuan, pendinginan, dan pembekuan kembali,” pungkasnya.

Kaldu Sayur Bikin Daging Lebih Nikmat

Masakan daging sebenarnya paling enak dimasak bersama dengan irisan sayur yang segar. Sayang, cara memasak yang salah sering membuat citarasa daging jadi terasa hambar ketika dicampur dengan sayuran, dan juga terasa lebih kering.

Menurut Wanda Gunawan, Executive Sous Chef InterContinental Jakarta MidPlaza, daging akan kehilangan kenikmatan rasa serta jusnya ketika daging ditumis. Oleh karena itu, urutan penumisan harus diperhatikan ketika mencampur dan memasak daging dengan sayur. Biasanya, ketika menumis daging dan sayuran, Anda akan menumis daging terlebih dahulu, baru kemudian memasukkan sayurannya. Pertimbangannya, daging memiliki tekstur yang lebih keras dibanding dengan sayuran.

“Ketika membuat tumisan daging dan sayur, coba tumis sayur terlebih dahulu,” saran Wanda, saat acara “Sunday Brunch” di InterContinental Jakarta Midplaza, Jakarta, beberapa waktu lalu.

Ketika ditumis, sayuran juga akan mengeluarkan jusnya sendiri yang gurih dan aromatik. Jus ini akan tertinggal dan menempel dalam wajan sehingga ketika daging ditambahkan ke dalamnya, daging ini akan menyerap sari sayuran yang gurih. Sari sayuran ini akan menguatkan citarasa jus daging, dan membuat citarasa makanan secara keseluruhan menjadi lebih nikmat. “Kuah sayur yang wangi ini akan membuat daging terasa lebih nikmat dan ada aromanya,” tukasnya.

Agar sayuran yang dimasak bersama daging ini tidak lodoh, angkat dulu sayuran tersebut setelah ditumis sebentar sampai agak layu, lalu sisihkan. Tetapi, jangan bersihkan penggorengan bekas menumis sayur, karena sari-sarinya yang menempel di wajan tersebut masih bisa digunakan saat menumis daging lagi.

“Namun, proses ini hanya bisa dilakukan untuk masakan yang proses memasaknya tidak terlalu lama, seperti tumisan yang simpel dengan daging yang tipis. Jika ingin memasak daging dengan proses yang lama dan ditambah sayuran, maka daging duluan yang harus dimasak,” tambahnya.

Beberapa jenis sayur dan bumbu yang bisa digunakan untuk membuat jus daging terasa lebih nikmat antara lain bawang-bawangan, wortel, seledri, rosemary, daun mint, thyme, dan lainnya.

Agar Daging Tak Mudah Busuk

Seringkali Anda membeli daging dalam jumlah yang banyak, namun tidak mengolahnya sekaligus, sehingga daging harus disimpan dalam lemari es. Proses penyimpanan dalam lemari es sebenarnya membuat daging kehilangan banyak nutrisi dan kandungan gizinya. “Berkurangnya kandungan gizi dan nutrisi ini lebih disebabkan karena proses pemotongan dagingnya, dari potongan pertama sampai potongan kecil,” tukas Wanda Gunawan, Executive Sous Chef InterContinental Jakarta MidPlaza kepada Kompas Female, beberapa waktu lalu.

Meski sudah dibersihkan, tak jarang masih ada bakteri yang tertinggal pada daging. Ketika dipotong di supermarket atau di toko daging sekalipun, kita tidak bisa menjamin kebersihan pisau pemotong daging. Hal ini akan membuat bakteri yang ada di pisau menempel ke daging, dan merusak daging sehingga daging lebih cepat busuk. Tak hanya itu, kontaminasi bakteri dari tangan yang memegang daging juga bisa membuat daging menjadi rusak. “Tangan memiliki jumlah bakteri yang sangat banyak. Meski terlihat bersih, namun belum tentu benar-benar bersih,” tambahnya.

Selain itu, proses pemotongan daging dengan pisau yang berkali-kali, mulai dari ukuran besar sampai menjadi ukuran kecil, akan membuat sel-sel dalam daging menjadi rusak. Hal ini membuat vitamin yang tersimpan dalam sel tersebut akan berkurang jumlahnya. Menurut Chef Wanda, kandungan daging yang asli dan punya kandungan vitamin yang paling tinggi adalah daging yang masih berukuran besar atau daging first cut. “Kalau sudah second cut, third cut,dan lainnya, vitaminnya sudah berkurang dan umur simpannya sudah berkurang,” bebernya.

Untuk menjaga agar daging tidak mudah busuk, dan vitaminnya tidak banyak berkurang, biarkan daging dalam ukuran yang besar atau utuh ketika menyimpannya. “Ketika menyimpan daging, daging jangan dipotong-potong dalam ukuran yang lebih kecil. Potong daging ketika akan dimasak saja,” pungkasnya.